kali ini saya ingin membicarakan
tentang game online karena saya sendiri suka bermain game online.
kebanyakan orang bilang bahwa
bermain game online itu bisa berdampak buruk bagi diri seseorang. saya kurang
setuju dengan statment ini , karena tidak semua orang yang bermain game online
berdampak buruk. saya akan berikan contoh orang-orang yang sukses dalam bermain
game online tampa berdampak buruk pada dirinya sendiri ataupun orang lain
disekitarnya .
1. Syed “Sumail” Hassan
seperti di lontarkan di
http://www.duniaku.net/2015/08/23/dota-sumail-milyuner-mario-teguh/
Sebagaimana kita ketahui beberapa
waktu yang lalu kompetisi dunia DotA 2 baru saja selesai di
gelar di Key Arena, Seattle. Pertarungan yang diikuti 18 Tim berjalan dengan
sangat menegangkan. Memasuki babak Final terjadi pertarungan sengit antara EG (
Evil Geniuses) dari USA melawan Tim dari China CDEC. Kompetisi berjalan dengan
ketat hingga akhirnya CDEC harus mengakui kekalahannya seteah dikalahkan oleh
EG dengan skor 3 – 1. Kompetisi pun berakhir, gelar juara berhasil digandeng
oleh tim dari USA EG (Evil Geniuses).
DotA 2 merupakan turnamen yang
sangat luar biasa. Bagaimana tidak total hadiah pada
turnamen ini mencapai Rp. 249 MILIAR!! WOW! (sekali menjuarai
turnamen ini kamu bisa kaya mendadak). Belum lagi hadiah berupa
materi dari para sponsor.
EG (Evil Geniuses) sendiri
beranggotakan Peter “Ppd” Dagger (kapten, support), Clinton “Fear”
Loomis (carry), Syed “Sumail” Hassan (mid), Saahil “Universe”
Arora (offlane), dan Kurtis “Aui_2000″ Ling. Yang menarik perhatian dari
tim ini adalah Sumail (15) di usianya yang sangat dini, dia telah berhasil
menjadi milyuner.
Syed Sumail “SumaiL” Hassan
pertamakali direkrut oleh EG pada bulan Januari 2015. Dengan waktu yang sangat
singkat, Sumail mampu memberikan kontribusi yang besar untuk EG, hingga
akhirnya Tim EG berhasil mendapatkan gelar juara.
Sumail lahir dan tinggal di
Pakistan, ditempat ia tinggal “game” merupakan sesuatu yang jarang ada dan
tidak sepopuler di kota-kota besar. Sumail hidup dari keluarga biasa. Ia bahkan
tidak memiliki komputer. Untuk bermain game Sumail harus pergi ke
kafe internet (semacam Warnet). Sumail sangat ingin bermain, namun
dia tidak mempunyai cukup uang. Untuk dapat memenuhi keinginannya tersebut,
sampai pada akhirnya dia menjual sepedanya agar
dapat bermain DotA, meskipun hanya untuk beberapa jam saja.
“I lived in Pakistan for 15 years.
Growing up, I wanted to play so bad that I sold my bike just to be able to play
for more hours.”
Sumail sangat serius dengan apa yang
telah ia lakukan. Ia berlatih tekun dengan bermain
DotA selama 9 jam perhari. (Kalau di
indonesia mungkin anak seperti Sumail sudah dimarahi habis-habisan)
Sumail sangat berterimakasih dengan ayahnya yang telah bekerja keras untuk
mendukung keinginanya. Begitu pula dengan keluarganya yang terus mendukung
Sumail hingga saat ini. Salah satu anggota keluarga Sumail mengatakan bahwa
Sumail merupakan pemuda yang sangat ambisius, ia selalu mengatakan pada
kedua orang tuanya “biarkan saya melakukan ini dan
suatu hari saya akan membuat kalian semua benar-benar bangga atas apa yang
telah saya lakukan” kata-kata sumail
tersebut benar-benar terbukti.
2. N1CS MARINE
Di babak final, tim N1CS MARINE harus berhadapan dengan ARD PRFS yang
berasal dari Medan. Pertandingan pun terlihat sengit, tetapi tim N1CS
MARINE berhasil menguasai jalannya pertandingan dengan sangat lancar.
Berbagai taktik dan pola serangan yang dilancarkan oleh N1CS MARINE
selalu berhasil melumpuhkan tim ARD PRFS, terutama di babak pertama
pertandingan.
Merasa tertinggal cukup jauh di babak pertama, tim ARD PRFS akhirnya mulai menunjukkan taringnya di babak kedua. Mereka berhasil memenangkan beberapa ronde pertandingan meskipun dengan perlawanan yang sangat sengit dari N1CS MARINE. Sayang dewi fortuna nampaknya belum berpihak ke tim ARD PRFS, sehingga mereka hanya mampu memperoleh gelar juara kedua dan memperoleh hadiah sebesar Rp100 juta.
Merasa tertinggal cukup jauh di babak pertama, tim ARD PRFS akhirnya mulai menunjukkan taringnya di babak kedua. Mereka berhasil memenangkan beberapa ronde pertandingan meskipun dengan perlawanan yang sangat sengit dari N1CS MARINE. Sayang dewi fortuna nampaknya belum berpihak ke tim ARD PRFS, sehingga mereka hanya mampu memperoleh gelar juara kedua dan memperoleh hadiah sebesar Rp100 juta.
dan N1CS MARINE keluar sebagai juara pertama dan memperoleh hadiah sebesar Rp.1 MILIAR .
Ketua dari N1CS yaitu Marcel pernah berbicara bahwa hasil dari dia bermain game dia bisa membuka usaha untuk keluarganya . bukan hanya dirinya , rekan-rekan satu teamnya pun membuka usaha dari hasil mereka bermain game .
jadi kita bisa simpulkan bahwa bermain game itu tidak selalu terlihat buruk . jika bermainnya berlebihan sampai membolos sekolah atau kuliah maupun menghiraukan hal lain yang penting karena terlalu fokus bermain game itu memang buruk . intinya adalah jika kalian menekuni sesuatu tekuni dengan sepenuh hati tetapi tidak meninggalkan kewajibannya atau sesuai porsinya .